Selasa, 01 April 2008

perkembangan remaja SMA XII

Menanamkan Kepercayaan diri Siswa Dalam Usaha Pengembangan Karir Serta Pencapaian Kematangan Dalam Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa (SMA kelas XII)

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Banyak oramg yang berkata masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah, dan masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling indah, menarik, dan penuh warna. Pada masa-masa ini para remaja benar-benar mencari identitas dirinya, teman sebaya lebih berperan dominan dari pada orangtua bahkan keluarga, emosi para remaja umumnya belum stabil masih suka ikut-ikutan antar teman. Pada masa SMA, banyak sekali Banyak sekali kenangan-kenangan yang terukir, antara pengalaman, pengajaran, hubungan persahabatan, masalah percintaan dengan lawan jenis dan lain sebagainya.
Ciri-ciri perilaku yang sangat menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosialnya. Dalam masa-masa ini teman sebaya teman sebaya punya arti yang sangat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau gang-gang sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses di mana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannnya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah. Maka, pengawasan orang tua sangat perlu diperlukan karena masa-masa ini, adalah masa coba-coba, yaitu banyak sekali yang ingin dirasakan oleh remaja. Banyak orang yang mengkaitkan masa remaja dengan masalah-masalah narkoba, drugs dan lain sebagainya, karena memang banyak anak-anak SMA yang menjadi korban dan sasaran empuk bagi para pengedar narkoba.
Pada SMA kelas XII banyak sekali permasalahan-permasalahan yang muncul, pada masa ini adalah masa-masa kebimbangan bagi siswa, dikarenakan pada masa ini siswa akan dihadapkan pada ujian nasional, ujian nasional dengan nilai standar kelulusan yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun ini nilai rata-rata harus 5,00 dan itu harus lulus. Ujian yang benar-benar menjadi momok yang sangat menakutkan bagi siswa, karena siswa dituntut agar lulus dalam Ujian Nasional. Jika siswa tersebut tidak lulus maka siswa itu akan mengulang satu tahun lagi di bangku SMA. Para orangtua pun dibuat stres juga oleh karenanya, orangtua akan melakukan apapun asalkan anak mereka lulus dengan baik apalagi siswa yang harus bekerja dan belajar ekstra agar mereka mendapatkan nilai yang baik dan LULUS. Bahkan Ujian Nasional telah menjadi masalah yang sangat serius bagi pemerintah, peserta didik, pendidik, orangtua itu sendiri bahkan masyarakat umumnya.
Siswa SMA kelas XII, juga masa-masa yang membingungkan karena mereka dihadapkan pada beberapa pilihan: yaitu kuliah (bagi yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi), kursus, mengikuti dunia baru, yaitu dunia kerja (bagi yang ingin dan dituntut bekerja), atau tidak sedikit pula yang sudah diperintahkan oleh keluarganya agar menikah. Kaitannya bimbingan karir, maka sudah sangat jelas bahwa seorang siswa harus benar-benar dapat memilih apa yang harus ia kerjakan setelah lulus SMU. Mau ke mana selepas SMU? Tentu ini adalah masalah yang sangat perlu mendapat perhatian khusus, karena ini menyangkut masa depan bagi anak tersebut.
Solusinya, perlunya kerja sama antara guru dan orang tua dalam memotivasi siswa, pada masa-masa ini siswa sangat membutuhkan dorongan, motivasi yang dapat menyemangatkan anak, tanamkan kepercayaan, keyakinan serta dukungan terus menerus kepada anak bahwa mereka BISA dan PASTI BISA!! Melewati masa-masa ujian, beri kesadaran, bahwa Ujian Nasional bukanlah suatu pemaksaan tetapi sesuatu yang harus dilewati oleh setiap siswa untuk mengukur kualitas pendidikan itu sendiri. Perintahkan anak agar belajar lebih giat dan terus berdoa kepada Allah SWT, tanamkan bahwa Allah akan mengabulkan apa saja yang di inginkan oleh hambanya. Seperti firman Allah ”ud unii astajib lakum (berdoalah kepadaku maka aku akan mengabulkan doamu).” Karena doa merupakan senjata diatas senjata yang dapat mengalahkan apa pun. Dan juga, diperlukan tindakan orang tua untuk mengarahkan mau ke mana, dan mau jadi apa sang anak. Jika anak belum tahu mau jadi apa kelak, maka orangtua hendaknya memberikan pengarahan-pengarahan yang baik kepada anak, sesuai dengan minat dan bakat sang anak, tumbuhkan kepercayaaan kepada anak. Jika, anak tersebut sudah tahu ingin menjadi apa kelak, jika memang itu yang di minati oleh nya maka berilah dukungan penuh kepadanya, bantu ia dalam mewujudkan cita-citanya.
Pendidikan agama sangat penting diajarkan kepada siswa sejak dini karena, ini menyangkut dengan keimanan, dan ketaqwaan yang berhubungan dengan Allah SWT. karena itu perlu kerja sama antara 3 komponen, yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat dalam kehidupan agama siswa dalam rangka mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena 3 komponen itu sangat berperan dalam membentuk kepribadian siswa.contohnya, para orangtua memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada anak dan hendaknya benar-benar memberikan contoh yang baik kepada anak secara fakta (bukan OMDO, omong doang), seperti menjalankan shalat 5 waktu, berakhlak yang baik dsb. Di sekolah, lebih diperbanyak aktivitas-aktivitas keagamaan, seperti pelajaran agama, merayakan hari-hari besar keagamaan, mendisiplinkan adanya tadarus (membaca Al Qur’an) sebelum di mulai pelajaran, diadakan sholat dhuha secara bergiliran tiap kelas, dan lingkungan masyarakat yang baik, yang agamis juga sangat berpengaruh membentuk kepribadian siswa.
Dalam pendidikan agama hendaknya diusahakan agar ajaran-ajaran agama tidak hanya diketahui, melainkan Juga supaya benar-benar dipahami dan dihayati, sehingga menimbulkan keinginan besar untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa sehingga keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa benar-benar kokoh dan tidak akan pernah pudar walau dengan apapun dan kondisi yang bagaimanapun.
sumber
Soepartinah Pakasi, Anak dan Perkembangannya, 1985, Jakarta: PT Gramedia.
Sumadi Suryabrata, Perkembangan Individu, 1982, Jakarta: CV. Rajawali.
Irwanto, Psikologi Umum, 2002, Jakarta: Prenhallindo.

Tidak ada komentar: